Header Ads

Arab Saudi Dipenuhi Salju, Apakah Pertanda Kiamat Semakin Mendekat?

Arab Saudi dikenal sebagai kawasan gurun dengan panas yang ekstrem. Namun ada beberapa tempat yang bersalju Arab Saudi yang bisa kamu lihat. Sekarang kawasan Tabuk di Arab Saudi sedang bersalju. Salju telah turun semenjak hari Jumat (10/1) dini hari. Tabuk adalah provinsi berada di bagian barat laut Arab Saudi.

Mungkin dalam benak kita, negara Arab Saudi adalah negara panas karena gurun pasirnya yang sangat luas. Siangnya di sana sangat panas, dan malam hari sangatlah dingin. Jika perubahan cuaca sangat ekstrem, suhu dingin di gurun bisa turun salju.
Arab Saudi Dipenuhi Salju, Apakah Pertanda Kiamat Semakin Mendekat?
Dikutip dari detikcom, Rabu (15/1/2020) terdapat beberapa wilayah gurun di Arab Saudi yang dijadikan destinasi salju bagi warga lokal. Salju ini muncul tatkala cuaca ekstrem melanda kawasan di sana.

1. Turaif
Turaif berada di perbatasan utara Arab Saudi. Bisa dikatakan Turaif adalah kota terdingin di Arab Saudi karena kota ini mencatat suhu terdingin di titik -12 derajat.

Kota ini jua menjadi salah satu yang terendah di Timur Tengah, mengalahkan Amman yang berada di suhu -10 derajat. Jarak Turaif bila ditempuh dari Riyadh adalah 691 Km dengan 2 jam terbang.

2. Sakaka
Sakaka berada di bagian utara Arab Saudi, tepatnya di Provinsi Al Jawf yang berjarak 864 Km dari Riyadh. Kota ini termasuk ke dalam kawasan Arab Saudi dengan musim dingin yang ekstrem.
Jika musim dingin, suhu di sana bisa mencapai di bawah nol derajat. Padahal di sana tidak ada pegunungan lho, namun bisa berbulan-bulan mengalami musim dingin.

3. Rafha
Rafha berada di utara Arab, dekat perbatasan Irak dan masuk daerah terdingin di Arab Saudi. Selama musim dingin, kota ini sering dilanda salju hebat. Jadi saat musim dingin, orang Arab akan memilih datang ke Rafha untuk menikmati salju daripada jauh-jauh ke luar negeri. Tatkala musim panas, suhu di sana bisa mencapai 49 derajat Celcius. Namun saat musim dingin, suhunya sangat minus hingga turun salju. Bila dihitung jaraknya, jarak Rafha dengan Kota Riyadh sekitar 390 Km. Dan bila menempuh jalur udara memakan waktu 1 jam 15 menit terbang.

4. Riyadh
Ibukota Arab Saudi juga memiliki iklim padang pasir yang panas, namun juga mengalami musim dingin. Terkadang suhunya bisa di bawah nol derajat di malam hari.

5. Tabuk
Tabuk adalah kota Arab Saudi yang mengalami musim dingin. Jadi bisa dikatakan Tabuk adalah tempat langganan salju dan jadi destinasi musim dingin bagi warga yang ingin menikmati salju.
Adapun waktu bersalju di sini adalah Desember-Januari dengan suhu mencapai -4 derajat Celcius. Pada saat seperti ini salju akan turun dan menutupi padang pasir.

6. Arar
Masih bagian utara Arab Saudi, Arar terletak di daratan dengan batuan kapur dengan cuaca di sana sejuk-sedang. Suhu di sana saat musim dingin jarang yang berada di bawah nol derajat, namun hujan salju tipis melanda tempat ini. Arar berjarah 550 Km dari ibukota Riyadh dan butuh waktu terbang sekitar 1 jam 35 menit dari Riyadh.

7. Ha’il
Kawasan ini berada di ketinggian 950 mdpl dan dikenal dengan daerah yang menyenangkan. Di sini sebagian besar memproduksi gandum dan buah-buahan. Saat musim dingin, Ha’il bisa mencapai suhu minus 10 derajat Celcius. Suhu ini menjadikan Ha’il sebagai kawasan dengan dingin yang mencekam di Arab Saudi.

Fenomena ini juga berlangsung pada Januari 2018 di Arab Saudi. Wilayah ini mengalami fenomena salju. Tepatnya pada wilayah di sekitar Kota Haql, Arab Saudi mengalami fenomena unik turunnya hujan yang disertai salju di Gunung Al-Lawz.

Penduduk lokal bahkan berkumpul setiap tahunnya untuk melihat fenomena ini. Mereka datang ke Gunung Al-Lawz untuk menyambut turunnya salju dan menganggap saat itu sebagai momen paling indah.

Dalam buku ‘Miracles of Al-Qur’an & As-Sunnah’, para ilmuwan menemukan bahwa Arab mengalami tujuh ‘periode hujan’ selama 30 ribu tahun terakhir, dengan delapan periode kekeringan berada di antaranya.

Kajian mengenai iklim mengacu pada fakta bahwa Arab akan memasuki ‘periode hujan’ baru. Pada awal mulanya akan ditandai dengan munculnya es salju di bagian utara Bumi ke arah selatan, yang disertai dengan penurunan suhu yang luar biasa selama musim dingin seperti dilansir okezone.com, Selasa (13/2/2018).

Selama musim hujan, Arab ditutupi dengan padang rumput hijau dan mengalir sungai-sungai, daerah cekungan berubah menjadi danau. Demikian juga dengan tanah di sana, yang semula gersang menjadi banyak kehidupan dan makhluk.

Fakta-fakta ditemukan dalam beberapa dekade terakhir, sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengungkap hal ini sejak sekira 1.400 tahun yang lalu, “Tidak akan tiba hari Kiamat hingga tanah Arab kembali hijau penuh dengan tumbuhan dan sungai-sungai”.

Peneliti menemukan fakta-fakta ilmiah dalam beberapa dekade terakhir pada abad ke-20. Peneliti menemukan bahwa dahulu Arab memiliki padang rumput dan sungai. Berdasarkan penelitian mengenai iklim, kemudian Arab akan memiliki sungai dan padang rumput sekali lagi.

Buku ‘Miracles of Al-Qur’an & As-Sunnah’ menjelaskan, Bumi melewati sejarah panjang perubahan siklus iklim yang bisa terjadi secara bertahap maupun tiba-tiba. Sebagai contoh, lebih dari satu setengah abad lalu, para ilmuwan menyadari bahwa Bumi melewati periode glasial yang menutupi tanah, mulai dari salah satu kutub atau keduanya menuju khatulistiwa.

Ilmuwan mengembangkan beberapa teori untuk menjelaskan bagaimana Bumi mengalami siklus glasial. Teori ini didasarkan pada hipotesis bahwa radiasi matahari menurun secara periodik karena perubahan bentuk orbit Bumi mengelilingi matahari dan variasi di tingkat kemiringan sumbunya.

Selama periode glasial yang terjadi di darat, wilayah yang terletak di dekat lintang yang lebih tinggi berubah menjadi gurun es yang tandus di mana tanaman mati dan hewan melarikan diri. Sementara itu, daerah yang terletak di sabuk gurun, yakni dari Mauritania di barat hingga Asia Tengah di timur, berubah menjadi daerah dengan curah hujan tinggi.

Selama siklus hujan ini, semua lembah kering yang tersebar di padang pasir, terbentuk. Dahulu, mereka adalah sungai-sungai yang mengalir. Kemudian, menjadi kering dengan penurunan kuantitas air. Lembah kering tersebut tidak akan pernah bisa terbentuk oleh apa pun, kecuali air yang mengalir.


Sumber: detikcom/okezone.com
Diberdayakan oleh Blogger.